Beranda | Artikel
Membiasakan Anak Selalu Menjaga Aurat
Selasa, 27 April 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Membiasakan Anak Selalu Menjaga Aurat merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 15 Ramadhan 1442 H / 27 April 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Membiasakan Anak Selalu Menjaga Aurat

Bagi anak laki-laki, auratnya adalah dari pusar hingga lutut. Bagi anak perempuan, seluruh tubuhnya adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini harus mereka ketahui dari kecil, bahwa itu adalah aurat dan tidak boleh diperlihatkan.

Disamping itu, ada aurat vital atau dalam istilah fikih disebut العورة المغلظة yang memang sama sekali tidak boleh terlihat. Ada aurat yang apabila tersingkap bisa kita tutup kembali, tapi kalau aurat mughalladzah tidak boleh nampak sama sekali.

Ini adalah pembiasaan untuk menjaga aurat. Melatih mereka sedini mungkin dengan pakaian yang menutup aurat.

Tujuan dari kebiasaan menutup aurat dengan baik ini adalah memunculkan rasa malu. Sebagian anak akan malu ketika uratnya tersingkap, dia cepat menutupinya.

Salah satu akibat buruk dari pelanggaran dosa yang dilakukan oleh kedua orang tua kita (yaitu Adam dan istrinya) adalah ketika melanggar perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tersingkapnya aurat keduanya. Ini adalah hukuman akibat dari kesalahan yang dilakukan.

Anak kita dibekali dengan akal yang bisa membedakan baik dan buruk, juga diberi sifat malu. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

الْحَياءُ خَيْرٌ كُلُّهُ

“Malu itu baik seluruhnya.” (HR. Muslim)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengatakan:

إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت

“Jika kamu tidak punya malu, lakukan sesukamu.” (HR. Bukhari)

Artinya bahwa orang yang tidak punya malu akan melakukan apa yang dia inginkan. Karena baginya tidak ada batas baik atau buruk, halal atau haram, patut atau tidak, pantas atau tidak, hal itu tidak lagi menjadi pertimbangannya.

Rasa malu ini yang ingin kita tumbuhkan pada anak. Rasa malu itu akan menjaga mereka dari banyak keburukan-keburukan. Walaupun mungkin mereka belum tahu hukumnya, tapi mereka malu melakukannya.

Hal ini harus dilatihkan kepada mereka secara bertahap. Sehingga mereka punya kesadaran dan kecenderungan untuk selalu menjaga aurat. Allah mengatakan di dalam surat An-Nur ayat 31:

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

Dan janganlah mereka (anak-anak perempuan) menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya (yaitu wajah dan telapak tangannya).

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada orang-orang yang boleh.” (QS. An-Nur[24]: 31)

Hal ini harus diketahui oleh seorang anak perempuan. Kita tahu bahwa ketika proses nadzor, ada beberapa bagian tubuh yang merupakan aurat boleh disingkap. Seperti lengan dan betis, adapun bagian-bagian vital maka tidak diperbolehkan. Bahkan ketika anak perempuan sudah dewasa, orang tua pun tidak boleh melihat aurat vitalnya. Hanya suami yang boleh melihat itu.

Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ…

Wahai Nabi, katakanlan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang yang beriman, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al-Ahzab[33]: 59)

Ketentuan menutup aurat bagi wanita

Ada kriteria dan ketentuan-ketentuan khusus bagi wanita, yaitu:

  • tidak boleh transparan atau tembus pandang,
  • harus lebar, tidak boleh sempit hingga membentuk tubuh,
  • menutup seluruh aurat dengan baik, dihindarkan sebisa mungkin untuk bisa tersingkap,
  • pakaian itu bukanlah perhiasan dan bukan juga pakaian syuhroh untuk menarik perhatian orang kepada dirinya,
  • hindari pakaian-pakaian trendi yang sebenarnya tujuannya bukan untuk menutup aurat, tapi untuk lebih kepada penampilan atau gaya.

Adapun seorang wanita menutup kepala tapi mengekspos bagian tubuh lainnya dengan sangat mencolok, itu justru fitnahnya lebih besar lagi. Dan bisa dikatakan mereka kurang memahami apa fungsi menutup aurat. Yaitu untuk menjaga pandangan mata supaya orang-orang yang ada di dalam hatinya penyakitnya tidak muncul penyakitnya sehingga muncullah keinginan-keinginan negatif.

Jadi harus dipahami dengan benar, sehingga fungsi dari menutup aurat itu memang betul-betul tercapai.

Kalaulah berpakaian itu tujuannya untuk modis, bukan untuk menaati perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan bermacam-macam yang muncul. Padahal memakai pakaian yang syar’i adalah ibadah. Artinya ini sesuatu yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika seorang wanita menjaga penampilannya di luar rumah, maka dia berpahala. Sebaliknya, kalau dia tidak memperhatikan itu, maka dia menuai dosa.

Maka dari itu menutup aurat dengan benar adalah kebiasaan yang harus dilatih dari kecil. Sehingga tidak perlu disuruh lagi.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak kajian lengkapnya.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50147-membiasakan-anak-selalu-menjaga-aurat/